Kamis, 05 Januari 2012

Global Warming

Diposting oleh Power of Environtment di 03.43

Isu pemanasan dan perubahan cuaca  global bukan lagi suatu isu baru. Penyebabnya adalah peningkatan jumlah gas karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca. Selama 50 tahun terakhir, peningkatan jumlah emisi  gas CO2, sebagian besar  disebabkan oleh kegiatan manusia. Disadari atau tidak, hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia berkontribusi dalam peningkatan jumlah gas CO2 di atmosfer, misalnya perjalanan ke kantor, penerangan rumah, penggunaan alat elektronik, shopping, bermain games, hingga memasak, semuanya menghasilkan CO2 yang siap dilepaskan ke atmosfer.
Seiring terjadinya peningkatan pendapatan penduduk maka terjadi peningkatan kebutuhan. Hal ini akan memicu peningkatan emisi karbon lewat berbagai kegiatan yang dilakukan. Contoh nyata, hal ini terjadi di negara maju dimana penduduknya memiliki pendapatan yang cukup untuk membeli dan melakukan banyak hal. Negara maju hanya memiliki 20% dari total penduduk dunia tetapi menggunakan hingga 80% sumber daya yang ada di bumi.
Diagram di samping merupakan diagram yang menunjukkan kontribusi berbagai kegiatan yang menyumbang emisi terbesar. Yang menempati posisi pertama adalah kegiatan transportasi yang mencapai 46% (mobil dan pesawat), misalnya penggunaan mobil pribadi saja dapat menghasilkan 12 ton emisi per tahun. Rumah tangga menempati posisi kedua yakni 36%, dan kegiatan lainnya.
 Adapun faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi karbon yang berpengaruh pada pemanasan global, yaitu:

1.      Transportasi
Kendaraan bermotor dan pesawat yang mengandung banyak zat karbon menjadi salah satu penyebab efek rumah kaca, Hal ini di karenakan lifestyle dari masyarakat yang senang berpergian dengan menggunakan kendaraan bermotor ataupun pesawat. Dengan kondisi iklim saat ini, memaksa masyarakat untuk menggunakan kendaraan bermotor karna selain tidak adanya pedestrian ways, juga karena para pejalan tidak akan terjaga dari sinar UV yang menyengat. Dengan keadaan lingkungan saat ini, bersepeda-pun menjadi sangat berbahaya karena tidak adanya jalur khusus untuk sepeda, sehingga sepeda berjalan di jalur yang sama dengan lewatnya mobil dan truk.
Salah satu negara yang memiliki jumlah kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi adalah USA yang memiliki jumlah 1,8 dan 1,9 pengendara per rumah tangga yang berarti sekitar lebih dari 200 juta pemilik kendaraan bermotor pribadi yang merupakan penyumbang terbesar efek rumah kaca di dunia.  Rata-rata mobil menyumbangkan satu galon per 20 mil, dan yang terburuk adalah satu galon per 4 mil, yang mengakibatkan sekitar 2 milyar ton gas rumah kaca disumbangkan dari transportasi di USA. Dengan melihat kondisi yang demikian, maka harus dimulai suatu proses atau upaya untuk mengurangi aktivitas dengan menggunakan kendaraan pribadi dan menggantinya dengan menggunakan kendaraan umum. Mengurangi emisi dari semua kebisaan adiktif membutuhkan kemauan dan kesadaran yang tinggi. Contohnya jika seorang perokok mengetahui bahwa merokok dapat membunuhnya maka perokok pasti akan berhenti merokok dengan mengganti kebiasaan merokoknya dengan mengunyak permen karet dan menghindari pub.
 Untuk menyelesaikan masalah transportasi tersebut, pemerintah menggunakan pendekatan bottom up dan top down. Dengan melakukan penambahan jumlah transportasi umum dan memastikan jaringan yang baik dimaksudkan agar masyarakat merasa nyaman untuk menggunakan transportasi umum seperti bis, kreta api, dan angkutan kota. Jika cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka setidaknya dapat mengurangi setengah ton gas rumah kaca. Contohnya di Kota London terjadi kemacetan karena jumlah kendaraan yang padat. Oleh karena itu muncul larangan untuk menggunakan kendaraan pribadi dan diberlakukan pengoptimalkan kendaraan umum.  Peraturan ini mendorong 29.000 jiwa di ibu kota untuk menggunakan transportasi umum khususnya bus. Dengan penggunaan bus di London dapat mengurangi 20% emisi gas rumah kaca.
Ada banyak alternatif untuk mengurasi gas emisi yang dihasilkan kendaraan bermotor, seperti pembuaatan alternatif bensin. Saat ini ditemukan 3 alternatif, yaitu:
·      Bensin dengan bebas timah;  
·      Bensin yang sudah lama, dan
·      Bensin diesel.
Untuk kondisi iklim saat ini, alternative diesel adalah pilihan yang sebagian besar digunakan oleh negara maju dan berkembang. Satu solar bensil diesel menghasilkan sekitar setengah kilo gas rumah kaca. Namun, mesin diesel modern saat ini lebih efisien dibanding mesin bensin dengan ukuran yang sama, karena mengandung sekitar 12 % lebih banyak energi per liter. Dengan kelebihan tersebut, kendaraan pengguna mesin diesel dengan solar mampu menempuh jarak yang lebih jauh dibanding lainnya. Secara keseluruhan kendaraan diesel modern cenderung memiliki antara 5 dan 10% emisi gas rumah kaca lebih rendah disbanding jenis bensin lainnya (bensin dengan bebas timah dan bensin yang sudah lama).
Alternatif lain untuk mengurangi gas rumah kaca pada sector transportasi dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan listrik. Kendaraan listrik memilik potensi lebih besar dibanding pemotongan emisi kendaraan hibrida dan sisanya. Namun, daya listrik yang digunakan membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu jika dapat disediakan oleh sumber-sumber yang dapat terbarukan, seperti angin atau pembangkit listrik tenaga air, maka emisi yang dihasilkan akan jauh lebih kecil dibanding bahan bakar berbasis fosil-alternatif.  Dari segi jarak tempuh, kendaraan listrik cenderung memiliki kecepatan yang lambat. Dengan adanya ciptaan baru berupa kendaraan listrik dan melihat kondisi sekarang (cadangan minyak yang semakin menipis dan harga BBM yang naik), maka mau tidak mau masyarakat akan beralih ke kendaraan listrik. Dengan demikian, hal ini akan meningkatkan kinerja masyarakat di sekitar kota.
Pada intinya, diperlukan upaya untuk mengubah lifestyle masyarakat di bidang transportasi yang bersifat individu, misalnya seorang warga lebih senang mengendarai mobil pribadinya, walaupun dalam kondisi macet. Untuk melakukan perubahan tersebut diperlukan kesadaran masyarakat yang timbul dari dirinya sendiri, dan kebijakan-kebijakan pemerintah, seperti mengurangi jumlah kendaraan bermotor  dengan menaikan harga pajak untuk kendaraan bermotor, sehingga dapat mendukung proses pemulihan lingkungan dalam rangka solving global warming.

2.      rumah
Para ahli berpendapat bahwa perubahan cuaca global atau pemanasan global ini dimulai dari keberadaan suatu rumah. Rumah merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar. Jika ditinjau dari fasilitas seperti: AC, ruang pemanas, hairdryer, mesin pengering pakaian yang terdapat hampir di setiap rumah di negara barat sudah menghasilkan lebih dari 30% gas emisi, belum dihitung dengan sampah rumah tangga yang tidak diolah. Dengan banyaknya gas emisi yang dihasilkan oleh rumah tangga, memicu perubahan iklim yang terjadi.
Menurut prediksi PBB, tidak berhenti pada perubahan iklim saja, tetapi preubahan yang dimaksud disini adalah iklim buruk seperti badai dan hujan lebat yang frekuensinya akan meningkat tiap tahunnya dan berujung pada bencana banjir, tanh longsor, dll. Dengan timbulnya banjir, maka juga membwa deretan perstiwa seperti wabah penyakit. Peningkatan angka kematian dan wabah penyakit akan lebih dirasakan oleh orang-orang usia lanjut, terutama bagi kelompok miskin di perkotaan, karena mereka memiliki keterbatasan dana untuk berobat. Selain itu, lingkungan permukiman kumuh juga mendukung untuk terjangkitnya penyakit.
Terjadinya iklim buruk juga akan terus meningkat seiring dengan tidak adanya perubahan gaya hidup / perilaku masyrakat di dunia. Saat ini diharapkan ada perubahan perilaku dimana masyarakat memilih membuka jendelanya untuk mendapatkan rasa sejuk yang alami daripada menggunakan AC di musim panas. Dengan demikian, setidaknya mengurangi dampak dari alat-alat pendingin yang menambah efek dari rumah kaca. Begitu juga pada musim hujan, banyak terjadi kecelakaan pada kendaraan bermotor dikarenakan kondisi jalan yang licin dan pandangan mata yang berkurang karena lebatnya hujan. Contoh kasus di atas merupakan bukti bahwa perubahan iklim saat ini tidak dapat diperkirakan, permukaan meleleh di musim panas, retak di musim dingin, atau bahkan kedua-duanya terjadi mada saat masyarakat sedang beraktivitas. Artinya bahwa mengemudi bukanlah suatu moda yang efisien, aman dan cara cepat untuk berkeliling. Selain kehabisan bahan bakar, dan juga pajak menjadi salah satu hambatan tersendiri, mengemudi juga menambah gas emisi karbon yang dapat merusak lapisan ozon.
Dampak akibat pemanasan global tersebut sangat berpengaruh terhadap laut, kenampakan kenaikan muka air laut, secara global pantai banjir akibat naiknya permukaan air laut ditambah lagi dengan perumahan yang dibangun wrga pada daerah resapan air terutama di pinggir pantai (di negara barat). Bahaya banjir pantai ini mengancam23 juta orang pada tahun 2050, dan tentunya perubahan iklim tentu akan terjadi di banyak negara, terutama negara yang memiliki 4 musim.
Efek samping dari permasalahan global ini adalah peningkatan angka kematian dan wabah penyakit akan lebih dirasakan oleh orang-orang usia lanjut bagi kelompok miskin di perkotaan,selain itu iklim buruk juga akan terus meningkat seiring dengan tidak adanya perubahan gaya hidup / perilaku masyrakat di dunia. Dengan menekan / menjaga konsentrasi gas rumah kaca sbesar 25%, maka akan mengurangi biaya kerusakan terhadap banjir hingga 1/4 dari 21 milyar-15 milyar /th di 2080.
Upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam dapat dilakukan dengan menekan atau menjaga konsentrasi gas rumah kaca sbesar 25%, yang secara tidak langsung juga mempengaruhi keuangan suatu negara terkait pengurangan biaya kerusakan terhadap banjir hingga 1/4 dari 21 milyar-15 milyar /th di 2080. Dengan teknologi semakin canggih, sehingga supply-demand permumahan dan permukiman disesuaikan dengan keadaan bumi saat ini dalam rangka ‘Solving Global Warming’. Seperti di Afrika Selatan yang mencoba menerapkan “Gubletu Eco-Homes” dengan penawaran konsep rumah yang hemat energi dngan pengurangan energi pada ruang pemanas. Namun demikian, akan timbul pertanyaan lain untuk suatu perumahan atau permukiman, antara lain:
·           Apakah lokasi rumah dekat dengan tempat aktivitas penghuni?
Sehingga wargatidk perlu berkendara jauh. Artinya lebih hemat gas pembuangan bensin, transportasi, uang, dan waktu.
·           Apakah fungsi rumah sebenarnya? (hanya untuk kepemilikian/status, tempat berteduh)
Terkait dengan gaya masyrakat yang seringkali membeli rumah untuk dikontrakkan atau dijadikan kos-kosan.
·           Bagaimana dengan desain rumah? (keberadaan RTH, site bangunan)
Desain rumah yang memperhatikan perencanaan tapak, tentunya akan lebih hemat energi, seperti pencahayaan sehingga hemat listrik di siang hari.
·      Adakah energi dari lingkungan perumahan yang dapat digunakan, sehingga diberlakukan penghematan energi.
Desain rumah dalam rangka penghematan energi tentunya memberikan pengaruh untuk emisi karbon yang dihasilkan, baik itu dari segi material, fasilitas di dalam rumah. Adapun manfaat untuk efisiensi peralatan menyumbang pengurangan emisi rumah kaca sebesar 10-20%, efisiensi mesin pemanas 30%, peralatan dlm keadaan stand-by 5-10%, penghematan listrik 5-410% dan better insolation 40%
3.      Peternakan dan Perayaan
Emisi yang terbuang ke udara kita sadari atau tidak berasal dari gaya hidup kita sehari-hari, seperti makanan yang kita makan, penggunaan listrik yang berlebihan, mengendarai kendaraan yang dominan menggunakan bahan bakar fosil yang ikut menyumbangkan gas rumah kaca di udara. Meningkatnya gas rumah kaca juga ikut mempengaruhi dalam  bidang pertanian yang berdampak pada perubahan iklim.
Peternakan pada dasarnya akan memaksa ekspansi lahan hijau secara berlebihan untuk dijadikan lahan ternak. Selain itu peternakan juga menyumbang gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana. Metana merupakan salah satu gas pembentuk rumah kaca. Dalam bidang peternakan metana  dihasilkan dari sendawa-sendawa hewan ternak.
Pada negara tertentu pemanasan global tidak hanya berasal dari makanan yang dimakan pada setiap harinya, akan tetapi dapat dilihat pada festival atau perayaan hari raya seperti natal. Persiapan dan kemeriahan natal dapat dilihat dari banyaknya energi pada setiap rumah dalam menyambut perayaan tersebut. Tanpa kita sadari perayaan semacam ini ikut menyumbangkan pemanasan global yang saat ini kita rasakan. Pada perayaan seperti ini, pemakaian energi melebihi dari hari-hari biasa, serta tumpukan sampah yang dihasilkan baik dari makanan, maupun dari kertas kado merupakan gambaran dari pemborosan energi.

4.      Lahan dan sampah yang Dihasilkan
Dari hasil penelitian, meningkatnya suhu udara akibat pemanasan global juga meningkatkan kadar radon (pemicu kanker paru-paru), level ozone tanah (menyebabkan gangguan pernapasan), dan gangguan kesehatan dari polusi udara. Di Eropa, 300.000 orang beresiko meninggal dunia setiap tahunnya karena polusi udara. Peningkatan kadar CO2 berbanding lurus dengan peningkatan suhu udara di musim panas. Perubahan iklim juga mendatangkan hama baru dan berbagai macam penyakit. Pemanasan pada musim dingin akan menimbulkan masalah baru, seperti terjadinya bencana banjir. Cuaca yang ekstrim dapat membahayakan kesehatan terutama di saat yang bersamaan kekurangan persediaan makanan, sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Jadi, perubahan iklim tidak secara langsung memicu munculnya berbagai penyakit menular, akan tetapi perubahan itu akan muncul secara perlahan-lahan dan butuh perhatian yang serius dari berbagai pihak.
Secara umum, pemanasan global berdampak pula terhadap hasil panen. Banyaknya kadar CO2 di atmosfer membuat tanaman tumbuh lebih cepat. Dalam kondisi tersebut, pergantian musim gugur meunuju musim semi berpengaruh pada suhu udara menjadi lebih hangat. Kondisi hangat ini mengubah jenis tanaman yang cocok untuk di tanam di kebun. Namun ada cara paling sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah rumah tangga adalah dengan cara “pengomposan”.  Lebih dari dua pertiga sampah tersebut dapat menjadi kompos dengan bantuan cacing pengurai yang dapat dibudidayakan di kebun. Kompos diibaratkan sebagai “emas hitam” karena dapat memberikan nutrisi pada tanaman dan menyuburkan tanah.
Selian itu juga ada, manfaat daur ulang sampah kertas yang dinilai cukup berhasil karena mampu melakukan penghematan terhadap produksi kertas  dengan mendaur ulang sekitar sepertiga sampai duapertiga sampah kertas yang dihasilkan. Secara general pengolahan sampah-sampah ini  berpedoman pada konsep “reuse, reduce, dan recycle”. Emisi CO2 dapat dikurangi dengan menanam pohon, dan wujud partisipasi sebuah keluarga dapat dilakukan dengan menanam buah-buahan dan sayur-sayuran di taman rumah. Vegetasi-vegetasi tersebut juga mampu memberi keteduhan saat musim panas dan menyeimbangkan suhu lingkungan. Lebih dari sekedar memberi keteduhan, tanaman juga dapat mengikat air sehingga menjaga keberlanjutan cadangan air di dalam tanah.


Reuse
Reduce
Recycle
Compost
Home-Grown
Greenhouse Gas Saving
Naik sampai 70%
Naik sampai 30%
Naik sampai 30 %
Naik sampai 30%
Naik sampai 100%

Dampak Global warming
Akibat dari pemanasan global ini adalah terjadinya perubahan cuaca yang dampaknya dirasakan  secara global pula. Berbagai bencana alam seperti tsunami, badai, peningkatan tinggi muka air laut, banjir, dan lain sebagainya merupakan beberapa efek yang telah dirasakan sekarang ini. Diprediksikan hal ini akan bertambah parah jika tidak segera ditanggulangi. Beberapa diantaranya adalah :
a.         Peningkatan suhu hingga 10C di Amerika Selatan pada musim panas.
b.         Di Atlanta, Georgia, panas bulan juli dapat mencapai 54C selama abad ini.
c.         Penurunan kualitas air bersih karena terkontaminasi air laut.
d.     Peningkatan kecepatan dan arus angin yang menciptakan perubahan cuaca yang ekstrim, dimana badai akan sangat sering terjadi.
e.        Hujan meningkat hingga 25% pada akhir abad ini yang meningkatkan resiko banjir besar.
f.          Penyakit tropis semakin menyebar  ke daerah baru, misalnya malaria.
g.   Perubahan cuaca akan menyebabkan dampak yang massif pada ekosistem pada tahun 2050 yang diindikasikan hingga spesies di bumi akan mengalami kepunahan, dan lain sebagainya.
Pada kondisi nyata, banyak hal yang mempengaruhi terjadinya peningkatan volume gas rumah kaca, seperti dari lingkup terkecil yakni rumah tangga dan berbagai aktivitasnya. Pemerintah diharapkan mampu untuk menghentikan emisi secara internasional dan menyeluruh misalnya dengan mengintervensi penggunaan kendaraan pribadi agar menggunakan standar emisi karbon untuk kendaraan bermotor (transportasi) akan memakan waktu sangat lama. Sehingga, diperlukan kesadaran pribadi dari masyarakat (self awareness) untuk menghentikannya, dimulai dari diri sendiri. Sedangkan beberapa hal yang dapat dilakukan dirumah, antara lain :
a.    Menghindari penggunaan kendaraan pribadi dan berlaih pada kendaraan umum/massal, karena jumlah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan umum jauh lebih kecil daripada kendaraan pribadi.
b.         Penggunaan sepeda, menghindari menonton TV dan segera mematikan jika tidak terpakai.
c.         Recycling bahan bekas (3R, Reduce, Reuse, Recycle) dan menggunakan peralatan yang low energi.
d.    Mengurangi konsumsi daging, karena peternakan merupakan penghasil gas metana yang cukup tinggi yang berasall dari kotoran ternak.
e.         Menghindari transportasi penerbangan jika tidak benar-benar diperlukan, dan lainnya.
Sikap konsumerisme bisa mengakibatkan kerusakan iklim karena semakin banyak barang yang kita beli maka akan semakin banyak barang dan emisi yang kita buang. Perubahan iklim menyebabkan berbagai kerugian secara finansial di berbagai sektor.
·           Sektor pariwisata
Terumbu karang merupakan salah satu daya tarik wisatawan dan menghasilkan keuntungan devisa negara. Namun karena adanya kenaikan suhu air laut, penangkapan ikan yang besar-besaran dan cenderung merusak lingkungan, serta adanya polusi telah merusak terumbu karang tersebut. Kerusakan terumbu karang tentu akan menyebabkan kerugian karena turis tidak akan tertarik lagi untuk berwisata ke sana dan hal tersebut juga akan mempengaruhi pendapatan sebagian orang yang bergantung pada datangnya wisatawan
·           Sektor Pertanian
Cuaca yang tidak menentu yang seringkali diiringi badai dapat menyebabkan gagal panen. Ditambah lagi dengan adanya gelombang panas (el nino) dan badai es.

·           Sektor Industri Perikanan
Dampak pergantian iklim ini juga sangat terasa. Kenaikan suhu air laut menyebabkan penurunan produksi ikan cod, sehingga produsen kesulitan mencari bahan baku produk karena tergantung pada alam (suhu air laut yang terpengaruh secara global akibat pemanasan global).
·          Sektor KeHutanan
Hutan juga ikut mengalami kerusakan karena badai dan penigkatan suhu bumi. Tentu saja sebagian potensi hutan akan hilang dan menimbulkan kerugian secara finansial.  Berbagai bencana yang timbul juga menyebakan bencana alam seperti: longsor, banjir,terbatasnya sumber air bersih karena kurangnya daerah resapan air.
Terlihat jelas bahwa pemanasan global dan perubahan iklim menimbulkan banyak masalah dan kerugian termasuk secara finansial. Salah satu hal yang paling menyedihkan dari perubahan iklim adalah momentum. Banyak rumah-rumah memancarkan gas rumah kaca yang terus mempengaruhi bumi ini. Perjalanan yang kita lakukan juga mempengaruhi bumi karena mengeluarkan karbondioksida. Jumlah karbon dioksida yang semakin banyak tersebut mengakibatkan meningkatnya suhu udara di bumi.
On the other hand, the price of this breath-taking development has been a huge growth in greenhouse emissions.
Pada umumnya kontribusi emisi gas karbon terbesar dihasilkan pada kegiatan berikut:

·           Pemanasan batubara mewakili sumber utama dari emisi rumah kaca;
·           Pemakaian listrik rumah tangga;
·           Karbon dari makanan di produksi secara lokal dan sampah yang dihasilkan;
·           Penggunaan mobil yang terus meningkat ;
·           Meningkatnya penerbangan pesawat;
·           Upacara kremasi 

Kremasi juga menjadi penyumbang terbesar gas emisi karena banyak warga dunia yang masih mengadopsi upacara kremasi yang notabne penghasil gas CO2 dan berperan sama sperti pemanggang makanan di luar ruangan. Oleh karena itu, proses kremasi digantikan dengan penguburan. Penguburan dilakukan utnuk menghindari polusi udara dan dapat menajdi ramah lingkungan. Penguburan bertujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan secara keseluruhan dengan dampak pada udara, air, tanah semua dipertimbangkan.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Power of Environment Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review