Kamis, 05 Januari 2012

Pengelolaan Sumberdaya Air Bersih Kota Boyolali

Diposting oleh Power of Environtment di 07.02
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari, salah satunya kebutuhan air minum. Air termasuk sumber aya alam yang dapat diperbaharui, meskipun demikian dalam penggunaannya diperlukan pengelolaan guna mencegah kelangkaan air.  Dewasa ini, kebutuhan air bersih terus meningkat stiap tahunnya. Hal ini ipengaruhi oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dan life style masyarakat di suatu kota, sehingga terjadi persaingan kepentingan antara pemenuhan kebutuhan air untuk kebutuhan primer (misalnya air digunakan memasak dan air minum)dan sekuder (misalnya air digunakan untuk mencuci kendaraan).
Potensi sumber mata air yang belum terkelola dengan baik diambil sebagai suatu permasalahan karena potensi sumber mata air di Kota Boyolali berasal dari Sungai Gandul. Dengan topografi yang sedemikian rupa membuat Kota Boyolali sebagai daerah resapan air atau catchment area yang akan mempengaruhi koefisien run in maupun run off. Kebutuhan air bersih di Kota Boyolali sebagian besar belum terpenuhi. Dengan peningkatan jumlah lahan terbangun dan juga peningkatan jumlah penduduk dikhawatirkan ketersediaan air di Kota Boyolali akan berkurang. Oleh karena itu diupayakan dalam pengelolaan air bersih di Kota Boyolali harus memperhatikan aspek-aspek ekologis dan berkelanjutan sehingga air bersih yang ada tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa kini tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang.

PERMASALAHAN AIR MINUM
1.     Kebocoran Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih di Kota boyolali menggunakan pipa transmisi yaitu pipa yang mengalirkan air dari sumber air menuju instalasi pengolahan air/reservoir distribusi. Dilihat dari pengukuran, debit produksi air dan jumlah air yang didistribusikan terdapat selisih yang cukup signifikan. Jaringan pipa pelayanan air bersih di kota boyolali berdiameter kurang dari 150mm. Sedangkan pompa distribusi yang terpasang pada sistem penyediaan air bersih untuk skala Kota Boyolali sebanyak 20 unit pompa. Apabila dilihat secara visual di lapangan, kondisi pipa-pipa pada jaringan air bersih masih dalam kondisi yang cukup baik. Hal ini berlawanan dengan masih tingginya prosentase air yang tidak tercatat pada jaringan sistem air bersih sehingga menunjukkan adanya kebocoran pipa dan diperlukan rehabilitasi pada sistem distribusi air bersih terutama untuk pipa yang sudah cukup tua. Angka air yang tidak tercatat pada Kota Boyolali masih cukup tinggi sekitar 36%.

2.     Air Kotor
Keadaan topografi Kota Boyolali yang berbukit-bukit dan terdapat lembah-lembah dengan beberapa sungai yang membelah Kota Boyolali maka sangat potensial untuk sistem drainase.  Namun demikian perlu dipikirkan pula adanya saluaran terbuka sebagai penyalur utama terutama ditempat-tempat umum seperti terminal dan pasar.  Untuk itu, guna memperlancar aliran air kotor diambil beberapa langkah kebijaksanaan yaitu:
·  Diadakan perbaikan pada saluran yang sudah ada, yaitu dengan memperluas dan memperdalam saluran.
·      Meningkatkan kualitas saluran dengan perkerasan tepian saluran
·      Merencanakan dan membuat saluran-saluran baru terutama pada kegiatan kota yang belum mempunyai saluran pembuangan
·      Secara bertahap mengusahakan adanya pemisah dari macam pembuangan air kotor kota (limbah rumah tangga, air hujan dan limbah industri)
·      Mengusahakan adanya pembuangan dengan sistem septictank pada rumah tangga
Dengan sistem ini, diharapkan bisa dicapai efisiensi dan pengamanan kesehatan yang maksimal.

3.     Krisis  Air
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih kota boyolali, saat ini PDAM memanfaatkan air dari Sungai Gandul dengan kapasitas debit air 25 liter/detik. Seperti telah diperhitungkan dalam analisa hidrografi dan air bersih, maka kapasitas PAM adalah 60x 60x 24x 0,0025 m3= 215m3/hari. Menurut perhitungan, kebutuhan air bersih Kota Boyolali tahun 2008 mencapai 788,760 m3/hari. Dengan demikian kapasitas air yang ada sekarang tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersih, sehingga perlu diadakan supply air bersih.
Menurut data dari PAM boyolali, direncanakan akan memanfaatkan sumber air tlatar di kelurahan Kebunbimo dengan kapasitas 345,6m3/hari atau ±40 liter/detik sehingga total kapasitas yang akan disediakan sebanyak 561,6 m3/hari. Setelah diadakan pensuplaian air melalui sumber air tlatar, maka kekurangan air bersih menurut perhitungan adalah 788,76m3 (kebutuhan air bersih Kota Boyolali) – 561,6 (total supply air bersih) = 227,16 m3/hari. Jika diasumsikan bahwa tidak semua penuduk Kota Boyolali memakai air bersih ari PDAM, tetapi ada yang menggunakan sumur, maka kapasitas PDAm yang tersedia suah dapat mencukupi kebutuhan ari bersih Kota Boyolali.

4.     Berkurangnya Daerah Resapan Air Akibat Alih Fungsi Lahan Terbuka Menjadi Lahan Terbangun
Pesatnya pembangunan di Kota Boyolali seringkali tidak memperhatikan fungsi lahan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Hal ini mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berdampak pada berkurangnya lahan resapan air. Pemanfaatan lahan terbangun di Kota Boyolali dari tahun 2004-2008 terus meningkat, dengan rata-rata peningkatan lahan terbangun sebesar 127 Ha/tahun.                    
Seperti yang telah diketahui, sumber air di Kota Boyolali didapat dari sungai gandul yang debit airnya juga dipengaruhi oleh curah hujan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengantisipasi peningkatan lahan terbangun adalah dengan pengawasan pada lahan yang termasuk kawasan konservasi tidak boleh didirikan bangunan diatasnya.

5.     Konflik Akibat Persaingan Antar Penyuplai Air
Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pertambahan jumlah penuduk secara tidak langsung menimbulkan suatu persaingan antara sektor publik dan privat yang berlomba-lomba dalam mencari konsumen. Untuk menarik konsumen tersebut masing-masing sektor menerapkan kebijakan yang berbeda – beda dengan tujuan mencari keuntungan. Persaingan tersebut menimbulkan dampak yang berpengaruh pada pelayanan terhadap konsumen, di satu sisi dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen sehingga  konsumen tertarik dengan kebijakan tersebut.Di satu sisi menimbulkan kerugian terhadap masyarakat karena biaya yang ikeluarkan semakin mahal, karena pengruh persaingan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Power of Environment Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review