Kamis, 05 Januari 2012

Perilaku Pergerakan (Studi kasus: Ritual Mudik Lebaran)

Diposting oleh Power of Environtment di 07.19
Review Artikel
Tradisi pulang kampung (mudik) pada hari Lebaran, tampaknya sudah menjadi kohesi sosial yang amat kuat bagi sebagian besar masyarakat (perkotaan) di Indonesia. Memindahkaan jutaan manusia pada waktu bersamaan, tentu bukan pekerjaaan mudah. Ironisnya, kendati hajatan rutin ini terjadi setiap tahun, namun berbagai permasalahan yang mengiringi tidak pernah terselesaikan secara tuntas.  Kondisi ini terjadi karena pada hakekatnya setiap manusia melakukan pergerakan (trip) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (dalam konteks ini berkumpul bersama keluarga). Semakin jauh pergerakan yang dilakukan semakin tinggi peluangnya untuk memberikan kontribusi kemacetan.
Banyak faktor yang berpengaruh pada permasalahan transportasi saat perjalanan mudik, antara lain :
·  Keselamatan → seringkali kesalamatan menjadi prioritas terakhir setelah aksesibiltas dan mobilitas.
·         Minimnya keandalan moda transportasi public.
·         Tren maraknya penggunaan sepeda motor.
·         Minimnya akses informasi → jalur alternative titik kemacetan
·         Lemahnya low enforcement.
Penanggulangan problematika transportasi di kota biasanya masih berdasarkan pendekatan konvensional yaitu dengan memperbesar kapasitas jalan. Seperti melebarkan jalan atau membangun jalan baru. Jika cara ini ilakukan terus menerus akan mengakibatkan berkurangnya lahan yang iperuntukkan bagi guna lahan yang lain. Oleh karena itu perlu ada perencanaan transportasi perkotaan yang mampu untuk mengelola kebutuhan manusia akan transportasi. Salah satu solusi permasalahan transportasi yang  mempengaruhi perilaku pelaku pergerakan agar mau/mampu mengelola kebutuhannya terhadap transportasi adalah Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT).
Produk dari MKT adalah suatu kebijakan yang dapat dijaikan alternative penanggulangan masalah yaitu kebijakan pergeseran lokasi tujuan yang dapat diaplikasikan saat musim mudik:
·         Kebijakan Pergeseran Waktu
Misalnya , waktu mudik mobil / angkutan beroda  atau lebih paa jam malam, sedangkan untuk kendaraan pada pagi sampai sore hari. Sehingga ada perberbedaan dengan waktu  mudik sehingga tidak dilakukan bersamaan yang mengakibatkan terjadinya waktu puncak.
·         Kebijakan Pergeseran Moda Pergerakan
Misalnya  dengan mengganti pemakaian kendaraan pribadi ke tujuan mudik dengan bus atau alat transportasin yang disediakan pemerintah .
Dengan memberlakukan beberapa kebijakan tersebut di atas diharapkan para pelaku pergerakan muik akan terbiasa melakukan pergerakan sesuai dengan waktu, moda, dan pemilihan lokasi tujuan yang tepat agar tidak terjadi lagi kemacetan lalu lintas. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Power of Environment Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review